Senin, 01 Februari 2021

sampai lupa

 hai... sudah begitu lama...

bukannnya aku tak ingin menulis lagi atau bagaimana... hanya saja terkadang aku tak punya waktu

jika bisa dibilang, aku cukup sibuk bekerja juga mengurus anak2 

hidup yang begitu sempurna...

tapi masa ada sih yang sempurna di dunia ini?

yah... paling tidak semua jauh lebih indah dari yang kubayangkan.

terima kasih ya tuhan...


okai nanti aku mulai menulis lagi ya....

Jumat, 14 Oktober 2016

Rindu seperti dulu Lagi

Kembali lagi dengan aktivitas lamaku, dan aku sadar bahwa begitu lamanya aku tidak menulis. Rindu rasanya. Rindu melampiaskan pikiran-pikiran yang tiba-tiba berkelibat dalam tulisan yang walaupun biasa tapi masih bisa membuat seseorang tersenyum. Entah kau yang sedang membaca tulisanku (jika kau masih peduli), atau aku sendiri yang rindu dengan "rasa" dicintai oleh Mu.
Aku tak tahu apa kau mengikuti tulisanku atau tidak.. toh kita bertemu setiap hari. Walau rasanya tidak sama seperti dulu, karena mungkin kau sekarang sudah menganggapku sebagai 'teman' atau sekedar "ibu" dari anakMu :)

Ah... rasanya ingin MUDA lagi... saat aku yakin sekali dengan kata 'cinta'. Bukannya sekarang tidak. Tapi kondisi kita yang baik-baik saja sudah sangat aku syukuri. Aku tidak boleh terlalu berharap lebih kan.

Jumat, 29 Juli 2016

Keluarga atau Karir



Dulu karir dan sekolah begitu penting buatku. Aku yang selalu ambisius masalah pekerjaan dan pendidikan. Aku yang selalu mementingkan kesuksesan di atas apapun. Aku dulu yang begitu sibuk dengan urusan pekerjaan dan sekolahku.
Kini semua telah berbeda.
Setelah melahirkan anak pertamaku yang hampir berusia 5 bulan, aku harus mengalah dari keegoisan pribadiku. Sekarang bukan tentang AKU lagi, tapi segalanya tentang ANAKKU. Siapa lagi yang lebih penting darinya? Dia lah sumber hidupku saat ini, jadi dia lah yang menjadi nomor satu buatku. Aku harus menyadari mengikhlaskan bahwa kini aku tidak bisa seperti yang dulu. Kini aku tidak bisa seenaknya pergi keluar kota atau berkutat dengan pekerjaanku seharian seperti dulu. Aku harus meluangkan banyak waktu untuk anakku, bahkan harus mengorbankan karirku. 

Aku masih bekerja tentunya, tapi tidak bisa seperti dulu lagi. Dan aku harus menerima kenyataan itu. Kenyataan bahwa kebahagiaan bukan diukur dari penting tidaknya kitabagi perusahaaan, tapi dari penting tidaknya kita bagi seseorang.
I love you, gungwah.

Minggu, 17 Januari 2016

Pendewasaan diri?

Mataku sembap lagi. Entah sudah berapa lama aku menangis. Semalam bahkan lebih. Berlebihan memang, tapi aku tak mau membohongi diriku sendiri dengan mangaku kuat dan tabah menjalani semuanya. 
Ah... Begitu sulitnya proses pendewasaan diri ini.. Apalagi dengan janin yang masih begitu kecil di perutku.
Hey! Beginilah caramu dewasa! 
Ah, ternyata aku belum siap untuk itu.
Aku masih gadis kecilmu, bu.
I miss you so much.


Kamis, 05 November 2015

Everything is Happily Ever After

Hi, blog...
Entah sudah berapa lama aku tak menulisimu. Bukannya aku yang terlalu sibuk atau bagaimana. Hanya saja aku belum punya tulisan yang pantas untuk dipublikasikan.
Baru saja aku membaca beberapa tulisan dalam blog-ku sendiri. Rasanya begitu rindu... entah pada apa. Pada masa mudaku atau pada masa-masa yang hanya menjadi milikku.

But, hey.... everything is okay. Semua baik-baik saja bahkan lebih baik dari yang kuharapkan.
Akhirnya cerita hidupku berjalan nyaris sempurna.
Finally... Everything is Happily Ever After.
Thanks God, yang selalu baiiiiiik sekali di setiap langkahku.
Terima kasih untuk titipanmu ini. Semoga sehat selalu sampai dia terlahir di dunia juga untuk selamanya.
Semoga dia juga bisa sebahagia aku ya Tuhan... :)

Selasa, 29 September 2015

Cerita Cinta yang Lain



Aku menghisap rokokku lebih dalam. Kepulan asapnya langsung menghilang dibawa angin yang akhir-akhir ini bertiup lebih kencang dari sebelum-sebelumnya.Merenung dalam diam sambil sesekali meneguk minuman berakhohol yang sudah beberapa lama mengendap dalam almari kayu cokelat itu. Katamu aku tak boleh merokok lagi, juga tidak minum minuman keras itu lagi. Oke, aku memang sesekali melakukannya tanpa sepengetahuanmu, tapi bukan berarti kau bisa melakukan hal seperti ini padaku.
Kau memutuskan hubungan malam itu tiba-tiba. Tanpa alasan yang bahkan sampai saat ini masih kucari alasannya. Lalu malam lalu kau datang dengan padangan yang seolah meminta maaf padaku. Memberiku secarik kartu dengan senyum getirmu. Atau itu hanya bayanganku saja. Aku memandang lama Kartu Undangan itu setelah kau pergi. Warna nya cokelat muda, persis seperti yang selama ini kau bicarakan denganku. Ada guratan-guratan emas menjadi bingkai tulisan yang menyebutkan namamu dan nama pria itu dengan tulisan indah nya yang juga berwarna emas. Ah! Seharusnya ada namaku disana, atau... entahlah.
Aku tak pernah berpikir bahwa kau akan seketika membatalkan semua janji-janji yang pernah kita ucapkan hanya dengan pertemuan singkatmu dengannya. Berapa bulan kau sudah bersamanya? Bahkan mengalahkan kebersamaan yang telah kita jalin bertahun-tahun lamanya? Ironis memang.










(ps: ini rencananya buat cerpen tapi gak jadi karena ga ada ide lagi, karena udah mulai males2an buat nulis tapi kangeeeen bgt nulis walau tulisannya biasa bgt... )

Kamis, 25 Juni 2015

sampai lupa

 hai... sudah begitu lama... bukannnya aku tak ingin menulis lagi atau bagaimana... hanya saja terkadang aku tak punya waktu jika bisa dibil...