Selasa, 11 Desember 2012

aku dan kamu, bukan kita lagi

Kelamaan kesimpen di draft, tapi dibuang sayang.... jadi ya dipublish aja ya walau hasilnya ga oke2 bgt... 


Suasana bandara kali itu begitu ramai akibat beberapa penerbangan yang mengalami keterlambatan. Aku memilih tempat di sudut ruang tunggu bandara seperti biasa. Rasanya lebih mudah melihat sekeliling tanpa terlihat, juga menyembunyikan mataku yang mulai sembap. Aku marah pada diriku yang marah-marah, juga pada emosiku yang melunjak-lunjak. Aku sedih pada diriku yang terus menangis, mungkin karena pertengkaran itu, bisa juga karena perpisahan ini.
Aku melirik arlojiku sekali lagi dan menyadari pesawatku delay dan baru akan berangkat satu setengah jam lagi. Ah, terlalu lama jika harus duduk begini saja, apalagi dengan ruangan yang mulai penuh sesak. Kuputuskan untuk menunggu lebih lama di salah satu kedai kopi disana. Walaupun tempatnya hampir terisi penuh, namun aku berhasil menemukan satu kursi kosong di sudut ruangan itu.
Aku memesan Hot Chocolate karena kebetulan aku bukan penggemar berat kopi, aku hanya suka aromanya. Entahlah, rasanya menenangkan. Itu saja.
Aku membuka ipadku dan seperti biasa hanya melihat-lihat social media, mengeluhkan beberapa hal, berkomentar pada status-status yang lain, dan hal remeh temeh lainnya sementara bau kopi mulai melesak memenuhi hidungku, memenuhi otakku dan mengingatkanku padamu. Ah! kau si penggemar kopi. Aku tau kau tidak bisa hidup tanpa kopi juga rokokmu... setiap bangun tidur, bahkan saat akan tidur pun kau butuh kopi. Semua ini mengingatkanku pada kejadian siang itu....hari ketika aku menyadari semuanya sudah terlambat.
--------------------------------

Siang itu cuaca cukup bersahabat, tidak panas namun tidak hujan. Aku menikmati siangku dengan menonton televisi sambil sesekali membuka-buka social media sampai bel pintu berbunyi dan kulihat seorang pria paruh baya dengan sekeranjang bunga di depannya.
"ada apa, pak?" sapaku siang itu.
"ini,bu ada kiriman" balasnya sambil menyerahkan bunga itu dan tanda terima untuk kutanda tangani.
"eh, dari siapa ya?" tanyaku, karena memang tidak ada hari yang istimewa untukku ataupun keluargaku hari ini.
"nanti buka aja katanya, bu" jawabnya sambil menunjukkan kepingan DVD di sela-sela bunga tersebut. Aku mengangguk pelan, menandatangani tanda terima lalu mempersilahkan pria itu untuk kembali. Pikiranku berkecamuk tanpa tau siapa si pengirim bunga tersebut, aku takut, aku bingung harus bereaksi apa setelah melihatnya. Mungkin isinya tulisan, atau video, atau film, ah... entahlah.
Setelah menimbang-nimbang beberapa saat aku menyalakan DVD player di kamarku dan memutar isinya. Sangat simpel sebenarnya. Hanya berisi tiga video klip dari tiga band terkenal di Indonesia. Tanpa embel-embel pembuka ataupun tulisan si pengirim. Tapi aku tahu itu kamu, kamu yang selama ini memenuhi pikiranku, kamu yang selalu membuatku takut entah pada apa. Takut kehilangan, takut kecewa, hingga takut pada diriku dan keegoisanku.
Aku menontonnya berulang tanpa tahu harus melakukan apa, hanya bisa menatap layar televisi yang masih menayangkan video itu berulang kali. Ketika akhirnya aku memberanikan diri untuk menghubungimu, semuanya sudah berlalu. Kau sudah kembali ke tempatmu. Dan aku tetaplah di tempatku. Dan akhirnya hanya ada aku juga kamu, bukan kita.


Selasa, 04 Desember 2012

Semacam Galau

Hai... kali ini kembali pada 'masa'ku yang biasa... masaku yang tidak penuh dengan kegalauan juga tidak dilimpahi kebahagiaan besar. Mungkin karena bisa dibilang ini masa sibukku. Bukan! aku tidak sibuk dengan pemikiran-pemikiran masa depanku (walau kadang iya), tapi aku hanya fokus pada pekerjaan-pekerjaanku. Walau kini aku tidak harus kuliah setiap malam, tapi aku bersyukur masih banyak hal yang harus kukerjakan. Paling tidak semua itu membuatku 'menikmati'nya, menjadi diriku sendiri yang sendirian.
Jujur, aku sering merindukannya, mungkin setiap hari, atau setiap saat.... tapi kali ini aku bisa menghadapinya... aku bisa menghadapi kehidupanku yang memang begini.

Aku bangun pagi - ke kantor untuk bekerja - ke proyek yang harus kutempuh berkilo-kilo meter - lalu pulang saat senja - kemudian kelelahan  - dan istirahat. Begitu hampir setiap hari.
Tapi aku senang...
aku senang Tuhan...
aku senang menjadi AKU
aku senang menjalaninya...
aku senang aku sudah berubah
aku senang aku bukanlah si gadis galau itu lagi...
 aku senang bisa menikmati semuanya...
aku hanya ingin kau membuatku sabar seperti ini saja...
itu cukup buatku...
Terima Kasih...
atas semua ini.

Senin, 29 Oktober 2012

Cerita Pendek Sekali Lagi

Cerita ini adalah lanjutan dari Cerita Pendek Sekali yang saya unggah beberapa waktu lalu....tepatnya 15 Desember 2011

Gadis itu memeluk bukunya erat sambil berjalan di sela-sela keramaian pusat kota siang itu. Matanya terus sibuk mencari partner kerja yang akan ditemuinya. Sesekali ia melirik jam tangannya untuk memastikan ia tidak terlambat lagi kali ini. Ia memang agak sibuk belakangan ini akibat beberapa kerja tambahan yang diambil untuk penghasilan tambahannya.
" Bruk!!!" tiba-tiba tubuhnya menabrak seseorang di depannya tanpa sengaja. Tubuh pria itu tinggi besar. Jauh di atasnya. Wajah itu. Ya, pria itu lagi. Wajah yang tidak mungkin dilupakannya. Wajah pria yang diam-diam pernah dicintainya semasa SMA. Pria yang dulunya pernah menjadi sahabat yang melindungi namun juga menyakiti saat persahabatan bukan lagi sekedar persahabatan. Atau paling tidak begitulah yang dirasakan si gadis.
Masayu. Gadis yang masih sama seperti dulu. Berambut ikal namun kini ia memilih memanjangkan poninya dan menyelipkan di ujung telinganya. Rambutnya masih panjang dan dibiarkan tergerai rapi di belakang punggungnya.
Postur badannya tidak terlalu bertambah. Masih mungil dengan tinggi 155 cm dan berat 47 kg. Kali ini ia lebih tinggi akibat kewajibannya menggunakan high heels yang membuat kakinya terlihat lebih jenjang.

"Maaf" ujar si gadis sambil mengambil beberapa naskah yang tercecer akibat kejadian itu. Pria itu ikut membantu.
'Semoga dia tidak melihatku' pikir gadis itu sambil mengambil beberapa kertas dan buku dari tangan pria itu. Tangan kanannya dengan cekatan mengacak poninya yang mulai panjang dan membuatnya menutupi wajahnya yang memerah.
"Terima kasih" ujar gadis itu lagi sambil tersenyum, masih menunduk dan bergegas pergi.
"Masayu?" tebak pria itu. 'Ternyata dia melihatku. Paling tidak, ternyata dia masih mengenalku' pikir gadis itu lagi.
" Hai" balas si gadis sambil tersenyum.
"Apa kabar?" tanya si pria
"Baik, seperti biasa" balas si gadis sambil melirik jam tangannya yang berwarna cokelat.
"Awalnya kupikir itu bukan kamu... Hey! kemana poni itu?" candanya sambil mengacak bagian depan rambut si gadis.
"Sudah panjang" jelas gadis itu sambil merapikan poninya dan menyelipkannya lagi ke belakang telinga.
"Buru-buru?" tanya si pria.
Namanya Raditya. Pria dengan tinggi 175 cm, rambut lurus yang sengaja dimodel acak seperti potongan jaman sekarang dan berkulit kecokelatan. Pria itu mengenakan kemeja biru muda dengan dasi biru gelap,  celana kain hitam dan sepatu pantovel layaknya para karyawan lain di daerah sana.
" Iya, duluan ya, ada wawancara kerja part time" senyum si gadis sambil melambai pelan. Lalu menghilang di balik kerumunan pekerja yang lain.
Ia mempercepat langkahnya, secepat degup jantungnya dan berharap si pria tidak lagi melihatnya.
Hampir lima tahun mereka tidak saling bertemu. Setelah si pria memutuskan untuk berpacaran dengan primadona di sekolahnya kala itu, hubungan mereka merenggang. Entah karena kesibukan masing-masing atau karena mereka yang saling menghindar. Begitulah 'kabar baik' yang akhirnya terjadi. Masayu memutuskan untuk pindah keluar kota selepasnya SMA dengan alasan jurusan yang ia pilih tidak ada di kotanya saat itu. Walaupun sebenarnya ia hanya ingin membuang jauh mimpi-mimpinya bersama Raditya.


Gedung itu berdinding putih bersih dengan dua pilar di depannya. Masayu mempercepat langkah kecilnya menuju receptionist untuk menjelaskan kedatangannya pagi itu.
"Tunggu di lantai tiga ya, si Bapak belum datang, seperti macet di jalan" jelas gadis yang duduk di belakang meja receptionist. Masayu mengangguk sambil tersenyum dan segera menunggu di tempat yang dimaksud setelah sebelumnya mampir ke kamar mandi perempuan untuk merapikan penampilannya yang tadinya acak-acakan.
Ia menunggu di ruang tunggu ruangan yang bertuliskan 'Direktur Utama' sebuah majalah ternama di negara itu. Ia bermaksud menjadi penulis lepas agar bisa menghasilnya tambahan-tambahan kecil dalam keuangannya.
"Silahkan masuk, Bapak sudah di dalam" sapa si sekretaris sambil membukakan pintu untuknya. Ia berjalan pasti sambil memeluk berkas dan tulisannya erat-erat. Ia langsung terpaku begitu melihat si pemilik ruangan yang duduk menghadapnya dengan tatapan sama kagetnya. Dia di sana. Radit. Lagi.
"Hai lagi" senyumnya. "Duduklah, aku ingin melihat tulisanmu" tambah pria itu.
"Hm... kupikir, um.... mungkin ini bukan ide bagus, yah aku baru belajar menulis, mungkin aku harus  mengedit beberapa kalimat dan... yah, ini berantakan sekali... hm... kupikir..."
"Biar kulihat dulu" potongnya.
Si gadis ragu-ragu namun tetap menyerahkan salah satu map yang berisi tulisannya. Tanyannya gemetar dan mulai basah. Map itu menggantung lama sebelum disambar dengan pelan oleh si pria.
"Duduklah" tambahnya lagi.
Si pria menatap gadis itu dengan rindu. Sudah berapa lama ia menghilang begitu saja? Hanya bisa dilihat lewat facebook yang diam-diam sering dilihatnya. Hanya bisa tenang setelah melihat status-statusnya yang bahagia dan begitu khawatir tanpa bisa berbuat apa saat statusnya bermasalah. Ia memang tak pernah punya hak untuk gadis itu.
Ia membuka map itu perlahan dan langsung tertegun begitu melihat judul tulisan yang bercetak tebal itu.
"Aku dan Pria SMA ku"
Si pria tersenyum geli, sekaligus lega tapi tetap bertanya-tanya.
"Kuharap ini tentang aku" ujarnya lirih sambil menatap wajah gadis di depannya yang mulai merona.
Si gadis hanya tersenyum malu, berusaha untuk tidak berlari seketika itu juga.

bersambung...

Kamis, 25 Oktober 2012

Hai, Manado

Manado, 17 Oktober 2012
Aku terbangun sebelum pukul lima pagi seperti biasanya. Memang tidak langsung mandi ataupun bersiap untuk hari ini, toh tidak ada yang mengejarku. Biasanya aku membuka kembali novel yang sebelumnya kubaca atau menyalakan dvd player untuk menonton serial korea yang sedang kuikuti, atau juga sekedar melihat-lihat isi facebook, twitter dan instagram ku.
Kali ini aku hanya bangun untuk mematikan AC yang membuat tubuhku serasa membeku lalu menyalakan televisi di kamar hotelku.
Hotel Aryaduta merupakan salah satu hotel bintang empat yang letaknya di kota Manado. Salah satu sumber mengatakan bahwa perjalanan dari Bandara Sam Ratulangi ditempuh sekitar 30 menit, namun aku dan si pak sopir hanya perlu waktu sekitar 20 menit karena sudah larut malam dan melewati jalan besar dan beberapa jalan tikus.
Aku mendapat kamar di lantai 9 dengan kota Manado sebagai pemandangan dari jendela. Malam itu suasana temaram akibat gerimis yang baru saja mengguyur kota itu. Kaca jendela kamarku tertutup air hujan yang membuatnya terasa lebih sejuk.
 
Hotel Aryaduta tampak depan
Lobby Depan
Hari kedua......
Hari itu tidak ada yang terlalu istimewa, karena hari itu aku hanya mengikuti acara sosialisasi. Salah satu atasanku merupakan salah satu narasumber pagi itu sehingga aku harus ikut menyiapkan hal-hal kecil yang masih diperlukan. Kuhabiskan sarapanku dengan cepat dan segera menyusul ke lantai 6 tempat diadakannya pelatihan.
View Lantai 6, kolam renang dan laut
Pelatihan berakhir sekitar pukul 06.30 malam dan akupun bersiap menikmati malam di kota itu. Beruntung aku punya teman yang bersedia menjadi tour guide semalam ku.
Dia bilang Manado bukan kota yang besar, bahkan lebih kecil dari Denpasar.
"Tempatnya ya segini-segini aja" teriaknya sambil mengatasi suara kendaraan di sebelah kami. Malam itu jalanan tampak basah akibat hujan pada siang harinya, namun tidak menyurutkan niat penduduk kota untuk sekedar nongkrong di tempat-tempat tertentu. Kali ini aku tidak memilih mall (seperti biasa) untuk tujuanku. Aku bilang padanya aku ingin tempat yang terkenal-terkenal saja.
Jadi, kami melihat pohon natal yang sempat menjadi pohon natal tertinggi se-asia, setelah sebelumnya menyantap sop babi yang memang terkenal di daerah itu.
Nah, itu pohon natalnya (walau ini unduhan dari internet)

Pohon natal jika dilihat dari dekat
Kami melanjutkan perjalanan ke salah satu patung yesus yang besar di kota itu.
"Aku tak tahu apa ini terkenal, tapi banyak orang yang ke tempat ini untuk sekedar mengambil foto" jelasnya. Aku merapatkan jaketku karena udara mulai terasa dingin. Jalanan mulai sepi. Aku mengambil beberapa foto yang bisa kuambil karena hari sudah malam dan aku tidak bisa naik ke atas bukit untuk mendapat view yang lebih baik.
ini patungnya :D
Nah, karena sudah pukul sembilan malam, kami segera ke tempat oleh-oleh untuk kubawa pulang. Setelah itu kami kembali ke hotel dan berakhir sudah perjalananku.

Manado... terima kasih :)

Rabu, 24 Oktober 2012

Catania

Lagi-lagi soal Italia. Kenapa?
Mungkin karena saya sangat ingin berwisata kesana namun belum juga kesampaian... (ya jelas,,, secara itu bukan lagi Asia dan sudah barang tentu harus merogoh kantong dalam-dalam yang saat ini sangat tidak memungkinkan untuk dilakukan).
Kali ini tentang Catania. Salah satu kota di negara tersebut (biar ga bosen ngomongin soal Roma melulu) yang tak kalah indah dengan kota lainnya. Walau hanya melihat dari situs-situs internet, yah cukup memuaskan mata saya memandang... Cukuplah buat kali ini, entah bagaimana dengan nanti :)
Saya tidak menemukan cerita istimewa dari kota ini... Yang saya tahu kota ini letaknya di Italia... Hmmm... Sepertinya saya harus lebih sering googling agar lebih mengenal kota ini lebih jauh sebelum mempublikasikan kesenangan saya dengan kota ini. Sejujurnya, bukannya saya senang dengan kota ini... hanya saja salah satu teman saya mengatakan bahwa kota ini indah. Itu saja.
Tapi apapun soal italia saya suka, makanannya, penoramanya, keromantisannya.... Ah... Entah kapan. Walau sekarang hanya dia angan-angan, saya harap nanti bisa melihat dengan mata sendiri.

 Menurut Wikipedia,
Catania adalah kota terbesar kedua di Sisilia, Italia dengan populasi 306.464 jiwa. Ia juga adalah kota dengan tingkat kepadatan terbesar kedua di pulau itu dan adalah ibu kota Provinsi Catania.
Catania terletak pada 37° 31'U 15° 04'T di pesisir timur pulau Sisilia, setengah perjalanan antara Messina dan Siracusa dan berada pada kaki gunung berapi aktif Etna.
Catania didirikan pada abad ke-8 SM oleh penguasa Yunani yang dipimpin oleh Evarco. Kota ini dulu pernah bernama Ætna, seperti gunung berapi tersebut, sekitar  480–461 SM dan juga pernah dinamakan Katane. Ia kemudian dihancurkan oleh gempa bumi pada 1169 dan 1693 dan oleh aliran lava yang melewatinya menuju ke laut.
Kota ini telah tujuh kali dikubur oleh lava dalam sejarah, sehingga kota-kota kunonya terkubur di bawah lapisan tanah sekarang.

Gaya bangunan khas itali

ramai juga ya...
 Nah, kira-kira begitulah... saya tidak bisa menggambarkan keindahannya secara detail, karena saya sendiri memang belum pernah kesana. Jadi, saya unggah beberapa foto yang saya unduh dari internet saja, biar kita sama-sama tahu keindahannya :)

Senin, 22 Oktober 2012

Lee

Namanya Lee.
Gadis 24 tahun yang tak sengaja kutemui di Bandara Sam Ratulangi Manado pagi itu. Gadis yang berperawakan sopan dengan jilbab putih yang menutupi rambutnya itu hanya mengangguk pelan sambil tersenyum simpul saat aku duduk di sebelahnya. Sambil menyantap sarapanku yang berupa roti semalam yang kubeli, aku mengajaknya berbincang ringan untuk menghabiskan waktu.
Katanya dia akan menemui ibunya yang sakit.
"Aku tak pernah melihatnya lagi sejak umurku lima tahun" ujarnya lirih. Tatapannya kosong seolah memikirkan banyak hal, mungkin bagaimana respon yang harus ditunjukkan ketika ia bertemu ibunya nanti.
"Ibu dan ayahku bercerai waktu itu, ayahku menikah lagi" jelasnya lagi tanpa kutanya. Bisa jadi karena tatapan penasaranku yang tak bisa kusembunyikan, atau hanya ingin membagi ceritanya dengan seseorang yang tidak akan ditemuinya lagi.
"Bagaimana dengan ibumu?" tanyaku pelan sambil menggigit rotiku yang dari tadi hanya kumainkan dengan jariku.
"Menikah juga di sana" senyumnya. Aku ikut tersenyum sambil berkata bahwa itu hal yang bagus ketika orang tuanya menemukan seseorang yang memang benar-benar mereka cintai. Entahlah apa aku berkata benar atau tidak, tapi aku berusaha menghiburnya dan membuat cerita hidupnya tidak terdengar menyedihkan, sambil mencari-cari cerita lain yang bisa membuatnya lebih merasa beruntung. Kemudian kami terdiam lama, sama-sama sibuk dengan pikiran masing-masing.
Suasana bandara mulai meramai dengan beberapa penumpang yang mulai berdatangan dan memenuhi kursi-kursi di sebelah kami.
"Ibumu sakit apa?" tanyaku untuk membuka lagi percakapan kami.
"Kanker rahim" balasnya singkat. Aku menangguk pelan sambil memandang sekeliling. Toko-toko dan kedai makan mulai dibuka serta panggilan-panggilan penerbangan mulai dikumandangkan. Kami bergegas menuju gate keberangkatan begitu dipanggil dan berjalan sendiri-sendiri akibat barang bawaan kami yang sama banyaknya. Kami saling melambai pelan sambil mencari tempat duduk masing-masing.
Begitulah kami bertemu. Ia sempat bercerita tentang temannya yang tinggal di Bali dan betapa inginnya dia pergi ke sini. Aku bilang bahwa ia harus ke sini karena di sini begitu indah, dan bukan hal yang mahal lagi jika hanya pergi ke sini. Entahlah, aku tak tahu bagaimana kondisi keuangannya, tapi dia bilang dia dulu bekerja di apotek, walau sekarang sedang menganggur entah karena alasan apa. Mungkin dia dulu sekolah di farmasi... atau hanya sampai SMA. Entahlah. Aku hanya bisa menebak-nebak karena hanya sampai di sana pertemuan kami.
Dear Lee,
Jika berjodoh, mungkin kita akan bertemu lagi suatu hari nanti. Kalaupun tidak, aku senang bisa menjadi orang yang kau percaya untuk menyimpan kisahmu. Aku yakin hidup tidak selalu menyedihkan, dan bukan berarti selalu bahagia. Hidup itu relatif, tergantung bagaimana kita menjalani dan menerima keadaan. Semua sudah punya jalan masing-masing. Begitu juga kau dan aku. Percayalah, bahwa Tuhan akan selalu menyayangi kita.

Senin, 17 September 2012

I've Got Your Number by Sophie Kinsella


hai... kali ini saya ingin sedikit berbagi mengenai novel yang bikin saya kelimpungan, geregetan, deg-degan plus senyum-senyum sendiri saat bacanya.

Poppy Wyatt yang bekerja sebagai seorang fisioterapi bertunangan dengan Magnus Tavish, seorang Doktor yang sukses dengan keluarga perfeksionis yang juga memiliki keahlian di bidang sosial budaya. Poppy yang bisa dibilang 'buta' mengenai budaya harus berusaha keras beradaptasi dengan keluarga Tavish. Belum lagi cincin pertunangan yang hilang dalam sebuah pesta dan ponselnya yang kecopetan. beruntung ia menemukan sebuah ponsel yang dibuang ke salah satu tempat sampah di sekitar hotel tempat kejadian. Namun sayang, si pemilik ponsel Sam Roxton tidak rela kehilangan ponsel itu, karena semua data dan email yang ia butuhkan berada di ponsel itu. 

Poppy juga tidak mau mengembalikan ponsel tersebut karena sudah terlanjur menyebarkan nomornya kepada semua teman dan pelayan restoran yang akan mencari cincinnya yang
Singkat cerita mereka berbagi 'kotak pesan'. Jadi satu ponsel dengan email dan sms untuk mereka berdua. Disanalah perjalanan cinta mereka dimulai. Mungkin sebaiknya membaca sendiri novelnya karena tentu tidak menegangkan lagi kalau saya menceritakan sisa ceritanya.

pokoknya dijaminnnnn....
Sophie Kinsella

nah, silahkan cek di web nya :)
http://www.sophiekinsella.co.uk/news/2012/jan/ive-got-your-number/

Kamis, 23 Agustus 2012

2nd Trip to Nusa Lembongan & Nusa Penida Island

hai hai hai... boleh dong sedikit cerita lagi soal kerjaan :)
kali ini lagi-lagi soal kunjungan ke nusa penida-ceningan-lembongan yang isinya ga cuma kerja, tapi juga jalan-jalan plus sedikit petualangan (semacam jejak petualang begitu).

Kali ini rombongan yang berangkat ada 6 orang yakni 3 Tim Direksi dan 3 Tim Konsultan. Tujuan kunjungan kami hari itu adalah Sosialisasi Rencana Pengamanan Pantai yang kemungkinan akan diusulkan Tahun 2013 atau 2014 mendatang yang akan dilaksanakan selama 2 hari. Sebenarnya saya berniat tidak ikut untuk acara hari itu, tapi demi kepentingan TUGAS dan TANGGUNG JAWAB sebagai PEGAWAI yang BAIK, akhirnya saya ikut juga.

Rombongan berkumpul di kantor Balai Wilayah Sungai Bali-Penida yang letaknya di daerah renon lalu menuju Sanur untuk menyebrang ke Nusa Lembongan tepatnya Desa Jungut Batu.
Setelah karcis di tangan, akhirnya kami memutuskan untuk mengisi kekosongan perut pagi itu. KFC adalah pilihan terakhir karena tempatnya tidak terlalu jauh dari pantai juga akibat pagi itu belum ada tempat makan yang buka.
Nusa Lembongan kini berkembang pesat rupanya :)

Pukul setengah sepuluh pagi kami kembali ke pantai untuk segera berangkat. 30 menit perjalanan akhirnya kami sampai ke Desa Jungut Batu, tempat sosialisasi pertama kami. Awalnya saa pikir sampai lokasi kami langsung ke penginapan dulu, jadi pakaian yang saya kenakan hanya kaos panjang asal-asalan, leging hitam dan sandal jepit. eeeiiiiuuuuhhh.... sangat jauh dari kesan terhormat :')
Ternyata sampai lokasi kami langsung (berjalan kaki) sekitar 1 km  ke tempat sosialisasi yaitu Balai Pertemuan di desa itu.

Foto bersama pegawai Balai Desa



blah blah blah.... (isi sosialisasinya agak menegangkan seklaigus membosankan jadi saya tidak repot-repot membahasnya disini)
 Sosialisasi dilanjutkan ke Desa Lembongan, yang juga sama seperti sebelumnya. Karena mobil yang kita sewa datang agak terlambat, 4 dari kami dipinjamkan motor oleh pegawai desa dan saya menjadi salah satu dari dua orang yang harus menunggu tumpangan berikutnya :')
Jadi saya hanya duduk-duduk di depan balai desa sambil melihat suasana desa siang itu. Tidak ada polisi yang menangkap pengendara tanpa helm, idak ada polisi yang menangkap kendaraan tanpa plat, dan tidak ada pencuri yang mengambil kendaraan yang diparkir sembarangan beserta kuncinya. :) hebat sekali ya :p

Lagi nunggu jemputan :)
Sekitar 20 menit menunggu, kendaraan kami pun datang dan kami diantar ke lokasi selanjutnya. Walau pembicaraan sudah setengah jalan, kami tetap mengikutinya dengan tenang (juga sambil menahan kuapan beberapa kali).
Foto2 depan kamar homestay
Yes, we're ready to sight see-ing Nusa Island



Cukup sudah perjalanan di hari pertama. Kami bergegas ke penginapan yang letaknya dekat dengan pasar dan memiliki pemandangan serta kualitas kamar yang memang baik untuk wisatawan.
The beauty of  Nusa Island



anyway... karena kelamaan kesimpen di draft, saya jadi lupa gimana suasana waktu itu....
yah pengalaman yang menyenangkan... walau sambil kerja... yang penting gratisan lah yaaa...





Selasa, 07 Agustus 2012

Astrid Saranghamnida (feat. Tim) [OST Saranghae, I Love You]

Denger lagu ini langsung buat nangis... buat yang galau galau ini cocok deh



Mengapa engkau tega mencuri hatiku
Tanpa seijin aku lebih dulu
Memaksaku membuatku lemah tak ebrdaya
Keu dael saranghamnida
*courtesy of LirikLaguIndonesia.Net
Nappayo cham keu dae ran saram
Heo rak do opshi wae nae mam ga jyeo yo
Keu dae ttaemune nan him gyeob gye sal go man inneun de
Keu daen mo reu chanayo
Aku bahkan tak seindah
Ku tak seindah kedipan matamu
Tapi dapatkah kau berikan senyum untukku
Walau itu bukan cinta, tapi aku memohon
On jen gan han bon jeum eun to ra pwa ju gyet jyo
Oooh aku menunggumu sampai akhir
Oneul do cha ma mo tan ka seum sok han ma di
Hanya satu kata, keu dael sarang hamnida
Kemarin aku tertidur
Keu dael keu ri da cham deu ryot na pwa yo
Ketika aku terbangun air matapun jatuh
Shi rin keu dae irum gwa (lalu aku memohon)
Hot win param pun in nak so man
On jen gan han bon jeum eun to ra pwa ju gyet jyo
Oooh aku menunggumu sampai akhir
Oneul do cha ma mo tan ka seum sok han ma di
Hanya satu kata, keu dael sarang hamnida
Kali aku melihatmu lagi
Keu dae twi mo suem eul pa ra po myeo
Heu reu neun nun mul chorom so ri om neun keu mal
(bagai air mata) keu dael sarang hamnida

Senin, 06 Agustus 2012

BIG

Pernah ga galau gara-gara sekedar baca novel, denger lagu, atau nonton film?
Kalau nangis aja sih, saya yakin banyak orang yang mengalaminya...
Tapi kalau sampai galau????
hm... ini terjadi pada saya.
Galau gara-gara salah satu drama korea yang bertajuk BIG.

nih episode 1 nya ya... hihihihihihhi


Selasa, 24 Juli 2012

Masa Lalu

Lelah rasanya jika setiap hari harus terbangun bersimbah keringat karena mimpi-mimpi itu
dia dan lagi-lagi dia
Entah mengapa rasanya begitu menghantui dan mengganggu pikiran saya
Sampai saat ini
Hingga beberapa tahun berlalu dan bayangnya masih saja mengusik saya
ah... mengapa begitu sulit?
mengapa begitu melelahkan?
mengapa saya jadi begitu phobia akan kehadirannya?
ah... saya mulai mengada-ada lagi
saya terlalu terlarut dalam luka
Luka yang terlalu dalam...
Cepatlah sembuh...
Biarkan saya kembali tersenyum :)
Dengan sepenuh hati

Jumat, 13 Juli 2012

ahh...

ah, saya sedang butuh film-film yang sangat sedih untuk menumpahkan semuanya
boleh juga jika itu serial yang menggembirakan untuk melupakan semuanya
atau novel yang romantis untuk mengembalikan semuanya
fiuhh.... berhari-hari lelah dengan segala penat yang mendatangi saya
rasanya tidak kuat jika harus berlama-lama menahan perasaan yang begitu mengganjal
mungkin saya memang tidak bisa membahagiakan siapa-siapa
mungkin juga saya memang tidak pernah menjadi siapa-siapa
atau mungkin memang tidak pantas menjadi siapa-siapa
saya...
entahlah...
jadi ya beginilah saya
saya sudah pasrah
sudah kalah
tak punya arah
 

Senin, 11 Juni 2012

Seperti dulu

Masa suram. Rasanya seperti kembali ke masa lalu, masa-masa itu.  Masa-masa tersakiti. Masa yang berat namun membuat saya kuat. Beruntung saya bukanlah saya yang dulu. Kini saya bukanlah si lemah yang menangis-nangis juga mengais-ngais harapan dari sisa-sisa yang dia berikan. Kini saya menjadi wanita yang tangguh... Oke, cukup tangguh, karena saya tidaklah sekuat itu. Saya bukan yang dulu lagi, namun tak sepenuhnya baru. Masih banyak hal yang tidak bisa saya tinggalkan, banyak hal yang tidak bisa saya lupakan, banyak hal yang masih teringat jelas dan tersimpan rapat-rapat dalam memori saya. Yah, biar saya menyimpannya. Entah sebagai kenangan atau penguat hati saya ke depannya. Yang pasti ingatan itu pasti berguna buat saya. Malam kembali temaram, mengingatkan saya tentang dia yang jauh disana. Langit yang kelabu seolah menyiratkan hati saya malam itu. Sendu.... Tapi saya tak boleh mengeluh, karena inilah jalan yang saya pilih Saya harus yakin kalau ini hanyalah cobaan seperti masa-masa sebelumnya. Ini hanyalah kerikil kecil yang merintangi jalan saya. Ataupun batu besar? Saya yakin bisa melewatinya. Karena saya tahu Dia sedang bersama saya. Menilai saya. Menguji saya. Dan akhirnya Memberi saya petunjuk. Itu pun untuk saya. Sepenuhnya untuk saya.

Senin, 28 Mei 2012

Kata Orang Sih Gitu

capek dong ya kalo dibohongin terus-terusan?
mau sampai kapan kayak begini?

hati saya sudah kebas. sudah kebal dengan segala tusukan-tusukan tajam yang itu-itu lagi.
gak bosen yang bikin saya kelimpungan kayak orang gila?
ga bosen ya bikin saya pengen nyemburin api dari mulut.
yak! lagi-lagi rasanya kayak abis ditimpuk batu trus kecebur sumur dan ga bisa keluar lagi.
kata orang namanya 'udah kadung, kudiang men..'

kata orang sih kita tetep lakuin yang terbaik aja... nanti pasti hasilnya jadi baik.
'begitu ya?' pikir saya kali itu.
Sapai kapan saya harus berbaik-baik jadi orang baik sementara orang itu gak berbaik-baik sama saya?

oooopppsss.... saya lebay lagi deh.
Whatever lah ya orang bilang saya lebay, saya galau, saya ababil....
tapi toh saya yang tahu rasanya... saya yang jadi tokoh utamanya... saya yang memainkan drama.

kata orang sih 'You Play Drama, You Get Karma'
katanya sih begitu...
ya saya percaya aja sama kata-kata filsafat begituan.. jadi saya berbuat yang baik-baik aja lah ya... ga usah pake balas-balas dendaman... cukup elus-elus dada aja deh...
sabar aja yang penting semua senang... itu kan intinya?

-maaf, lagi emosi tingkat super dewa-

Jumat, 25 Mei 2012

si cantik itu DIA

 Nemuin draft yang dari dulu ga berani diupdate,,, tapi sekarang diupdate aja, masa bodo lah yaaa... tapi dibumbuin dikit-dikit dulu tulisannya,,,hihihi

Hari yang begitu rumit.
Berawal dari akun FaceBook yang saya utak-atik entah untuk apa, sampai akhirnya saya mencari sesuatu yang harusnya tidak saya cari.
Dunia maya memang dunia yang begitu menyesatkan saya, menyesatkan pikiran-pikiran saya juga hidup saya. Seharusnya saya sudah tahu dari awal apa akibatnya. Saya juga harusnya lebih awal menyadari untuk menghentikan pencarian saya. Untuk apa ditemukan? Apa yang bisa saya lakukan seandainya saya menemukan 'sesuatu'? Tidak Ada.
Toh hidup saya tetap berjalan seperti biasa. Otak saya akan dipacu sekuat tenaga untuk melupakan semua itu dan membuangnya jauh-jauh. Hati saya akan dipompa untuk lebih tenang menenangkan jantung saya yang meletup-letup.
Ah ya, dia begitu cantik, dan apa yang saya mau ada pada dia. Jujur saya iri. Pantaskah? Seorang saya yang tidak punya apa-apa (namun berusaha untuk meraihnya) merasa iri dengan dia yang punya apa yang saya inginkan.
Dan akhirnya saya sadar, saya begitu mirip dengan dia. Yah... si cantik itu Dia.
Semakin saya membenci dia, semakin saya membenci diri saya sendiri.
Saya memang bukan yang sempurna, saya memang sudah tidak punya apa-apa, tapi saya tidak meminta banyak.
Saya hanya ingin bahagia. Keinginan sederhana namun begitu rumit untuk diraih.
Bahagia itu tidak mudah. Butuh pengorbanan, butuh kesabaran menantinya.

Rabu, 23 Mei 2012

Akhirnya Lulus Juga

fiiiuuuuhhh... finally oh finally.....
akhirnya saya lulus juga kuliah di Magister Teknik Sipil Jurusan Teknik dan Manajemen Sumber Daya Air....
setelah sekitar 21 bulan bersakit-sakit, berpusing-pusing, uring-uringan, kejar-kejaran sama waktu dan lain sebagainya,,,, daaaaannn... akhirnya berakhir sudah... walau masih belum bikin perbaikan T.T
yah, pokoknya selesai sudah yang namanya ujian2, karena jujur aja, saya ga bakal nyari s3 '_' kecuali dicalonin jadi menteri ato presiden kali ya (hahaha!)

yah, pokoknya saya mau bilang makasiiiihh banget buat semua yang selalu kasi saya support tanpa kenal lelah, juga yang sering saya omelin (ini buat ibu saya) yang paling sering nanyain 'tesis udah sampai mana' juga saudara kembar saya yang bikin saya malu berat karena dia selalu duluan dalam hal apapun termasuk tamat2an kuliah ini...huhuhuhu
Juga ga lupa buat si pacar yang rela batalin niat nya balik ke surabaya buat nemenin saya ujian sore itu...

Lega, haru bercampur jadi satu, walau ga seheboh s1 dulu sih, soalnya rasanya ga tau kenapa ya biasa aja... mungkin karena udah pernah lulus sebelumnya kali ya :s

Ya begitulah deh pokoknya... Love you gad... yang selalu bantu saya kapanpun dimanapun :*

Senin, 07 Mei 2012

TeShis oh TeShit

"Udah tamat belum???"
Pertanyaan yang sering kali bikin saya dongkol sendiri jika diajukan kepada saya. sebelas dua belas sama pertanyaan "Udah Nikah Belum???" atau "Kapan Nikah?"
Pengen banget saya bilang kalau saya itu MASIH muda. heheheheh
Sebenernya memang bukan abege lagi (walau pengennya begitu), tapi masih muda kan buat nikmatin masa-masa yang katanya menyenangkan????

Huaaaah,,,, setelah berusaha sekuat tenaga sampe jungkir balik, tetep aja target saya Bulan Mei ini gak tercapai. Nyesel ga nyesel juga sih... jadi mesti nyisihin duit lagi buat bayar spp (maklum, udah ga mau dibayarin ortu lagi). Padahal udah rela-rela sering nolak kerjaan kantor yang kian menyiksa ini (hiks,,,lebay). Tapi yah... memang ini jalannya kali yaaaaa...
Saya banyak revisi setelah ujian hasil,,, jadi target yang pengennya diselesaiin satu minggu jadi nyaris sebulan karena harus analisis ulang... huft... pengen banget bilang ke dosen penguji "Kenapa ga bilang pas proposal aja pakkk???"
Memang yang tanggal 13 itu angka keramat... apalagi hari jumat.
Sempat teman saya berkomentar "Kenapa pilih tanggal itu???? 13 loh, awas sial" Namun saya yang memang ga mau percaya sama mitos-mitos bodoh itu akhirnya kena juga. Jadi tanggal sial buat saya, walau seminar hasil berjalan lancar jaya kelihatannya, tapi saya tau itu tidak.
Yah... beginilah...
Jadi saya sampai saat ini masih berkutat dengan yang namanya tesis... masih pacaran sama jurnal-jurnal statistik... masih sering nongkrongin tukang spss yang saya bayar buat nge-spss-in tesis saya...

Ya mau gimana lagi,,, saya kan bukan orang ekonomi yang sehari-harinya ngurusin soal statistik, jadi saya mesti belajar berkali-kali lipat walau terkadang suka diganggu sama Serial Drama Korea yang 1000 kali lebih menarik dibanding hal beginian

Mohon doanya aja ya... semoga aja kali ini lancar.. yang penting bahagian lah :p Hubungannya apa coba...
okelah... byebyebye dulu,..

Selasa, 01 Mei 2012

Anak Pantai

Anak Pantai? Mungkin dulu bukan. Namun sejak saya ditempatkan pada bagian Sungai dan Pantai II di Balai Wilayah Sungai Bali-Penida yang khusus menangani masalah pantai, saya mulai menjadi anak pantai.
Saya suka pantai, jadi pas lah kalau saya ditempatkan di sini. Selain bekerja saya juga bisa menikmati apa yang saya suka.
Jujur sih, saya tak begitu suka dengan pekerjaan ini, selain harus panas-panasan, saya juga tak terlalu suka dalam hal bangunan-bangunan yang menurut saya cenderung kelaki-lakian. Kuliah di teknik sipil juga awalnya karena 'permintaan' orang tua. Yah, walau saya akui akhirnya saya bisa mendapat pekerjaan yang bisa dibilang membuat saya cukup 'mapan' #blushing
Baiklah, cerita saya kali ini mengenai survey yang saya lakukan dengan beberapa rekan kerja saya dalam rangka kajian lingkungan pengamanan pantai di Nusa Penida dan Nusa Lembongan.
Day 1
Berangkat hari kamis pagi, sehari setelah kepulangan saya dari liburan. Badan masih capai juga pegal-pegal, tapi tidak mengurungkan niat saya untuk bersemangat. Anggap saja liburan lanjutan :p
Pukul 07.00 pagi kami sudah berkumpul di kantor untuk berangkat bersama ke sanur, sarapan seadanya yang dilanjutkan ke Nusa Penida dengan kapal roro.
Sudah sampai Nusa Penida :)
 Perjalana di Nusa Penida kami lewati dengan menyewa sebuah kendaraan terbuka yang memang mayoritas di sana. Rombongan menginap di Desa Ped tepatnya di depan Pura Dalem Ped yang sudah sering dikunjungi umat hindu yang bersembahyang di pura tersebut.

Feels Hot yakkk
 Ke penginapan hanya untuk menaruh beberapa barang agar tidak memberatkan perjalan kami dan.... disinilah perjalanan yang sebenarnya dimulai.
Diawali dengan  berkunjung ke kantor Kecamatan untuk pemberitahuan bahwa rombongan akan melakukan survey terkait rencana pekerjaan yang akan dilakukan.
Dilanjutkan dengan berjalan di pinggir pantai sesekali sambil mengambil dokumentasi beberapa bangunan yang rusak dan daerah yang perlu penanganan.
teteuuupp
Pukul setengah empat sore kami memutuskan untuk istirahat di penginapan sejenak demi mengumpulkan tenaga untuk sore harinya, sementara si sopir angkutan kami perbolehkan kembali karena sudah cukup berkendara untuk hari itu.
Pukul setengah lima sore kami melanjutkan perjalanan (kali ini benar-benar hanya jalan kaki) menyusuri pantai yang belum kami lewati. Terik matahari yang awalnya menyengat perlahan memudar seiring dengan lembayung senja yang mulai memenuhi langit sore itu. Kami terus berjalan sambil sesekali memunguti kerang kecil yang bersembunyi di balik pasir.
Beberapa anak yang menikmati segarnya air laut berteriak dari kejauhan.
"Hai miss... what is your name??"
Saya sampai terbahak mendengarnya. Ternyata gara-gara memakai topi besar ala wisatawan, juga rekan saya yang menggunakan kamera SLR dengan celana pendeknya juga tampat seperti wisatawan dari kejauhan.
Lovely sunset :)
melihat terbenamnya matahari
Begitulah hari pertama kami. Sekembalinya kami ke penginapan (sekitar pukul setengah tujuh malam), kami bersiap untuk bersembahyang ke Pura dan beristirahat untuk esok harinya.
Day 2
Jadwal kami di hari itu adalah ke Pulau Nusa Ceningan dan Nusa Lembongan yang kami tempuh dengan boat kecil untuk tujuh penumpang.
here we are......
indah, kan??
nyantai dulu
nah... begitulah hari itu
That was a great day :)

Senin, 30 April 2012

Enjoying Thailand

Kali ini saya ingin berbagi sedikit cerita saya soal kunjungan saya pertama kali ke luar negri. Bukan negara super terkenal yang saya impikan sebelumnya seperti Itali, Perancis ataupun Inggris. Namun negara ini juga punya keunikan tersendiri dalam menarik minat negara lain untuk berkunjung kesana.
Thailand. Negeri seluas 510.000 kilometer ini kira-kira seukuran dengan Perancis. Di sebelah barat dan utara, Thailand berbatasan dengan Myanmar, di timur laut dengan Laos, di timur dengan Kamboja, sedangkan di selatan dengan Malaysia.
Jika dilihat lebih jauh, sebenarnya Thailand, khususnya Bangkok tidak begitu berbeda dengan Jakarta. Mall nya yang melimpah ruah, juga kemacetan yang ditemukan di sepanjang ruas jalan benar-benar mengingatkan saya tentang ibukota negara saya. Mungkin bedanya hanya tidak terlalu banyak rumah kumuh dan sampah yang jumlahnya tidak sebanyak Jakarta.
Oke, saya awali cerita perjalanan saya kali ini.
Day 1.
Bawa barangnya ga usah banyak2 biar ga ribet :)
Berangkat minggu siang, sekitar pukul 12.00 wita dan melalui perjalanan yang cukup panjang selama 4 jam di pesawat. Akhirnya sampai di Bandara Suvarnabhumi sekitar pukul setengah empat sore. Suasana hiruk pikuk langsung terasa begitu saya melewati bagian imigrasi dan saya sempat terbenging-bengong melihat kemegahan struktur bangunan bandara itu. #insting keteknikan mulai muncul :p
Kalo ini mah di jakarta juga ada ya :)

Rame banget, kita kebingungan nyariin siapa yang jemput kita disana
Setelah bertemu dengan tour guide yang namanya Ken, rombongan meluncur ke sebuah restaurant yang ditempuh dalam waktu 20 menit dari bandara. Menunya untung saja masih bersahabat dengan lidah saya, karena saat di pesawat saya memesan makanan khas thailand yang nyatanya hanya saya sentuh seperempatnya saja.
Seusai makan kami diantar ke mall yang harganya miring (menurut tour guide), tapi sayangnya saya tidak menemukan banyak barang bagus karena jujur saja mall itu mengingatkan saya pada Mangga Dua dengan harga yang lebih tinggi. Jadi saya hanya membeli beberapa barang yang memang benar saya butuh saja.
Menginap di All Season Huamark Hotel yang letaknya tdak jauh dari pasar malam membuat kami masih bisa menikmati malam itu dengan berkeliling pasar dan membeli beberapa barang yang lebih terjangkau. Tidak lupa menikmati makanan khas thailand yang masih sesuai dengan selera lidah. Sayangnya saya tidak mengambil foto 'bakmi' babi asap yang saya pilih. Walau terlihat biasa, namun rasanya begitu menggugah selera apalagi dengan harga sekitar Rp.9000,- ditambah dengan air mineral.

Day 2
Hari kedua kami mengunjungi sebuah kuil yang terkenal (oopss..lupa namanya), saking asyiknya berfoto-foto dan menikmati pemandangan yang belum saya pernah lihat sebelumnya.
foto2 geje depan hotel

Souvenir? Liat2 aja deh

Sebelum nyebrang ke kuil

Foto2 ala gadis thai :))
Setelah dari kota Bangkok, rombongan lansung menuju Pattaya yang ditempuh dalam 3,5 jam perjalanan.
Pattaya. Kota yang terkenal dengan tarian erotisnya :p
Jadi malam itu kami menikmati kabaret yang dibawakan oleh para waria yang sungguh-sungguh tidak seperti waria. Mungkin saya pun bisa jatuh cinta pada 'gadis-gadis' itu. Namun sayang kami tidak diperkenankan mengambil gambar saat pertunjukan, jadi saya tidak bisa menampilkan foto pertunjukan yang membuat saya terbengong-bengong itu. Hanya beberapa foto mereka yang dapat saya ambil beberapa :)
Saya dan Si gadis Korea palsu, jangan salah pilih ya :p

Look at her... oops him
 Day 3
Hari ketiga saya anggap sebagai acaranya anak-anak, karena hari itu kami lebih banyak mengunjungi tempat kesukaan anak-anak seperti kebun binatang dan arena bermain lainnya.
Berangkat pukul setengah delapan pagi dari hotel, kami mengunjungi pabrik madu milik Raja Thailand, dan ternyata mereka sangat fasih berbahasa Indonesia,,, dan ternyata memang mereka adalah bangsa kita yang awalnya melakukan studi di sana dan akhirnya bekerja disana sebagai bentuk pengabdian. Awalnya rombongan berencana mengambil foto di pantai Pattaya, namun karena hari itu gerimis turun perlahan sehingga semua memutuskan untuk mebatalkan rencana tersebut. Lagipula di Bali sudah banyak pantai, kan?
 Acara kedua adalah mengunjungi Pabrik Anggur milik seorang artis terkenal di sana yang juga mantan pacar Sang Raja. Jadi, tanah itu merupakan hadiah buat si pacar kala itu. hm... enak juga ya jadi pacar Sang Raja?!
Ini dia perkebunannya
 Selanjutnya kami ke salah satu pasar yang menjual beraneka ragam souvenir khas Thailand.
Tetep action walau di pasar
Setelah berkeliling pasar dan sempat membuat saya dan dua teman saya bingung mencari arah pulang, perjalanan dilanjutkan ke Elephant Zoo lalu ke Tiger Zoo yang menampilkan pentas seni tentang sejarah negara itu juga beberapa atraksi dari beberapa binatang di sana.
Banyak bule juga yang nonton
daaaaaaaaaaaaaaaaannn.. setelah berlelah-lelah menyenangkan hari itu, kami pun kembali ke Kota Bangkok untuk bersiap pulang esok harinya. Tidak lupa kembali menikmati jajanan murah meriah di pasar malam dekat hotel dulu.
nyam...nyam...nyam..

saya sampai nambah beberapa kali

dan dan dan,......
begitulah cerita saya hari ini.
Bahagia. Cuma itu :)


sampai lupa

 hai... sudah begitu lama... bukannnya aku tak ingin menulis lagi atau bagaimana... hanya saja terkadang aku tak punya waktu jika bisa dibil...