Jumat, 28 Maret 2014

Ah! Aku Rindu Kamu!

Aku memasuki kedai kopi itu dengan gamang. Aroma khas nya kembali melesak memenuhi hidungku dan ada gelenyar aneh yang membuat jantungku berdetak beberapa kali lebih cepat dari sebelumnya. Aroma Kopi. Ingat tidak pertama kali kau mengajakku ke kedai kopi yang sudah punya nama di Indonesia bahkan di dunia sekalipun itu?. Jujur saja, itu kali pertama aku menjejakkan kaki di sebuah kedai kopi. Atau begitulah seingatku. Aku lupa kopi apa yang kupesan, atau mungkin hanya segelas cokelat dingin yang masih selalu jadi favoritku sampai sekarang. Empat setengah tahun yang lalu. Nyaris lima tahun. Aku masih ingat saat itu aku begitu mengidolakan Michael Buble dengan lagu barunya yang bertajuk “Everything” saat itu. Aku jatuh cinta saat itu juga, bahkan pada hari-hari sebelumnya, hari pertama kita bertemu lagi setelah pertemuan-pertemuan sebelumnya yang aku pikir tidak akan pernah berarti buat kita. Perasaanku masih sama seperti saat itu, ingatanku tentangmu pun tak pernah berubah sekalipun. Aku pikir ini cinta. Begitukah?
Semalam aku membaca catatan harianku. Atau kalau bisa kubilang itu buku harianku, walau aku tak menulisnya setiap hari. Semuanya tentangmu. Bagaimana aku tergila-gila pada masa-masa awal dan penjajakan, bagaimana aku berduka ketika kau marah, bagaimana aku begitu putus asa ketika berbagai masalah menghantui kita berhari-hari bahkan berbulan-bulan jika aku meneliti tanggalnya. Juga bagaimana sulitnya kita menghadapi apa yang tejadi dan mengusahakan agar semua baik-baik saja. Ah! Aku rindu kamu. Sudah. Sebenarnya hanya itu yang mau aku bilang.


Where Rainbows End

Katanya mataku sembap. Ah, ya aku belum cerita ya kalau mataku punya sedikit masalah, bisa dibilang ia terlalu cepat bereaksi jika terjadi hal-hal kecil. Seperti menangis misalnya. Menangis sedikit saja bisa membuatnya terlihat seperti menangis berhari-hari dan hidup penuh dengan kesedihan sepanjang tahun. Oke, aku bohong lagi. Aku memang menangis semalam. Semalaman kalau bisa kutambahkan. Bukan, aku bukan menangisi diriku lagi. Kali ini aku membaca sebuah novel. Lucu memang. Entahlah, akhir-akhir ini hidupku berjalan begitu datar sampai-sampai aku sendiri lupa tentang berapa lama yang sudah kulewatkan dan bagaimana itu bisa terlewat begitu saja. Hari-hariku nyaris sama setiap hari dan isinya hanya tentang pekerjaan atau film yang sedang kutonton atau buku yang sedang kubaca. Bahkan aku tidak tertarik dengan gosip-gosip atau cerita miring yang sedang beredar di tempat kerjaku.
oke! aku akan kembali ke topik sebenarnya, karena kurasa aku sudah terlalu melantur jauh. Sebenarnya aku ingin membuat sebuah referensi tentang buka yang kubaca dua malam terakhir. Judulnya WHERE RAINBOWS END. Pengarang terkenal yang juga melejitkan novel berjudul Ps: I Love You ini memang sangat handal dalam menulis hal-hal kecil yang membuatmu menitikkaan air mata (setidaknya begitulah pendapatku). Cecilia Ahern.
Novel ini hanya berisi sekumpulan surat dan percakapan-percakapan yang dirangkum begitu apik oleh si penulis sehingga kita merasa menjadi salah satu pemeran utamanya. Kisah persahabatan Rosie dan Alex yang akhirnya menjadi cinta namun selalu terhalang oleh hal-hal mengejutkan sehingga mereka berukangkali melewatkan kesempatan untuk bersama. 
Hm, aku tak pandai menulis referenci buku memang, jadi sebaiknya kalian membaca sendiri bagaimana mendalamnya kisah itu. Bergumul dengan kejadian-kejadian masa lalu yang terbayang oleh rangkaian surat-surat singkat yang disuguhkan penulis. Tapi bersiaplah menghadapi emosi yang timbu ketika membacanya. 
Selamat membaca :) kalau kau memang pencinta fiksi romantis.


sampai lupa

 hai... sudah begitu lama... bukannnya aku tak ingin menulis lagi atau bagaimana... hanya saja terkadang aku tak punya waktu jika bisa dibil...