Selasa, 29 September 2015

Cerita Cinta yang Lain



Aku menghisap rokokku lebih dalam. Kepulan asapnya langsung menghilang dibawa angin yang akhir-akhir ini bertiup lebih kencang dari sebelum-sebelumnya.Merenung dalam diam sambil sesekali meneguk minuman berakhohol yang sudah beberapa lama mengendap dalam almari kayu cokelat itu. Katamu aku tak boleh merokok lagi, juga tidak minum minuman keras itu lagi. Oke, aku memang sesekali melakukannya tanpa sepengetahuanmu, tapi bukan berarti kau bisa melakukan hal seperti ini padaku.
Kau memutuskan hubungan malam itu tiba-tiba. Tanpa alasan yang bahkan sampai saat ini masih kucari alasannya. Lalu malam lalu kau datang dengan padangan yang seolah meminta maaf padaku. Memberiku secarik kartu dengan senyum getirmu. Atau itu hanya bayanganku saja. Aku memandang lama Kartu Undangan itu setelah kau pergi. Warna nya cokelat muda, persis seperti yang selama ini kau bicarakan denganku. Ada guratan-guratan emas menjadi bingkai tulisan yang menyebutkan namamu dan nama pria itu dengan tulisan indah nya yang juga berwarna emas. Ah! Seharusnya ada namaku disana, atau... entahlah.
Aku tak pernah berpikir bahwa kau akan seketika membatalkan semua janji-janji yang pernah kita ucapkan hanya dengan pertemuan singkatmu dengannya. Berapa bulan kau sudah bersamanya? Bahkan mengalahkan kebersamaan yang telah kita jalin bertahun-tahun lamanya? Ironis memang.










(ps: ini rencananya buat cerpen tapi gak jadi karena ga ada ide lagi, karena udah mulai males2an buat nulis tapi kangeeeen bgt nulis walau tulisannya biasa bgt... )

sampai lupa

 hai... sudah begitu lama... bukannnya aku tak ingin menulis lagi atau bagaimana... hanya saja terkadang aku tak punya waktu jika bisa dibil...