Jumat, 29 Juli 2016

Keluarga atau Karir



Dulu karir dan sekolah begitu penting buatku. Aku yang selalu ambisius masalah pekerjaan dan pendidikan. Aku yang selalu mementingkan kesuksesan di atas apapun. Aku dulu yang begitu sibuk dengan urusan pekerjaan dan sekolahku.
Kini semua telah berbeda.
Setelah melahirkan anak pertamaku yang hampir berusia 5 bulan, aku harus mengalah dari keegoisan pribadiku. Sekarang bukan tentang AKU lagi, tapi segalanya tentang ANAKKU. Siapa lagi yang lebih penting darinya? Dia lah sumber hidupku saat ini, jadi dia lah yang menjadi nomor satu buatku. Aku harus menyadari mengikhlaskan bahwa kini aku tidak bisa seperti yang dulu. Kini aku tidak bisa seenaknya pergi keluar kota atau berkutat dengan pekerjaanku seharian seperti dulu. Aku harus meluangkan banyak waktu untuk anakku, bahkan harus mengorbankan karirku. 

Aku masih bekerja tentunya, tapi tidak bisa seperti dulu lagi. Dan aku harus menerima kenyataan itu. Kenyataan bahwa kebahagiaan bukan diukur dari penting tidaknya kitabagi perusahaaan, tapi dari penting tidaknya kita bagi seseorang.
I love you, gungwah.

sampai lupa

 hai... sudah begitu lama... bukannnya aku tak ingin menulis lagi atau bagaimana... hanya saja terkadang aku tak punya waktu jika bisa dibil...