Dulu karir dan sekolah begitu penting buatku. Aku yang
selalu ambisius masalah pekerjaan dan pendidikan. Aku yang selalu mementingkan
kesuksesan di atas apapun. Aku dulu yang begitu sibuk dengan urusan pekerjaan
dan sekolahku.
Kini semua telah berbeda.
Setelah melahirkan anak pertamaku yang hampir berusia 5
bulan, aku harus mengalah dari keegoisan pribadiku. Sekarang bukan tentang AKU
lagi, tapi segalanya tentang ANAKKU. Siapa lagi yang lebih penting darinya? Dia
lah sumber hidupku saat ini, jadi dia lah yang menjadi nomor satu buatku. Aku harus
menyadari mengikhlaskan bahwa kini aku tidak bisa seperti yang dulu. Kini aku
tidak bisa seenaknya pergi keluar kota atau berkutat dengan pekerjaanku
seharian seperti dulu. Aku harus meluangkan banyak waktu untuk anakku, bahkan
harus mengorbankan karirku.
Aku masih bekerja tentunya, tapi tidak bisa seperti dulu
lagi. Dan aku harus menerima kenyataan itu. Kenyataan bahwa kebahagiaan bukan
diukur dari penting tidaknya kitabagi perusahaaan, tapi dari penting tidaknya
kita bagi seseorang.
I love you, gungwah.