Bagaimana saya harus menghadapi cinta?
Ketika dia datang menggerogoti seluruh tubuh saya dan menebarkan letupan-letupan yang belum pernah saya rasakan sebelumnya.
Ketika senyum dan marahnya membuat saya kelimpungan sendirian.
Ketika sekujur tubuh saya membeku ketika menemukan sesuatu yang janggal
Ketika saya tersenyum sedih atau menangis bahagia dengan kabar-kabar darinya
Bagaimana saya harus menghadapi cinta?
Ketika dia datang dan pergi sesuka hatinya
Ketika saya dibuat terbahak juga sesenggukan
Ketika saya bangun di pagi hari dan tersenyum bahagia
Juga bangun ketakutan saat malam yang bersimbah keringat
Jadi bagaimana saya harus menghadapinya?
Karena saya tak tahu apa akan bersedih atau bahagia
Saya hanya berharap pada dia
Entah harapan itu terlalu besar
Atau hanya sekedar pasrah
Hadapi saja
semua pasti akan terjadi sebagaimana mestinya
Selasa, 27 Desember 2011
Kamis, 22 Desember 2011
sudahlah
kali ini aku terduduk dikursi kantorku
sepi karena sebagian besar sudah kembali ke tempat tinggal masing-masing
pukul 16.30
aku sedang malas bekerja
pulang juga malas
toh tidak ada yang menantikanku
tak ada yang bingung mencariku
apalagi kamu
yang terlalu sibuk dengan urusanmu yang entah apa
kamu yang tak pernah butuh aku
atau hanya butuh saat kamu diabaikan keluargamu
entahlah
kadang aku juga ingin dicintai
itu saja
mungkin memang sulit
sudahlah
sepi karena sebagian besar sudah kembali ke tempat tinggal masing-masing
pukul 16.30
aku sedang malas bekerja
pulang juga malas
toh tidak ada yang menantikanku
tak ada yang bingung mencariku
apalagi kamu
yang terlalu sibuk dengan urusanmu yang entah apa
kamu yang tak pernah butuh aku
atau hanya butuh saat kamu diabaikan keluargamu
entahlah
kadang aku juga ingin dicintai
itu saja
mungkin memang sulit
sudahlah
Kamis, 15 Desember 2011
cerita pendek sekali
Namanya Masayu.
Gadis berponi dan rambut ikal sepinggang. Bukan gadis yang cukup dikenal di sekolahnya. Ia pintar, tapi bukan juara. Tidak cantik tapi tidak terlalu buruk. Bisa dibilang dia gadis yang biasa-biasa saja.
Seperti biasa ia duduk di sudut perpustakaan sambil membaca novel yang diambil dari salah satu rak di sekolahnya. Suka menyendiri, itulah dia. Terkadang ia suka jika terhanyut oleh khayalannya sendiri. Tentang masa depannya, tentang ramal-ramalan yang ia baca. Dasar pemimpi! Kadang ia juga suka menegur dirinya sendiri.
Suara ribut-ribut di halaman belakang sekolah membuyarkan lamunannya. Ia menutup bukunya dan segera ke tempat keributan bersama beberapa siswa yang juga tertarik.
"Si Radit... biasa lah" salah seorang dari mereka bergumam. Si gadis hanya tersenyum masam. Cerita yang sama, hampir setiap minggu. Selalu tentang "Si Populer" yang direbutkan oleh para pria. Namanya Putri. Cantik memang., tapi tak sehebat itu untuk direbutkan, dan entah kenapa pria-pria di sekolahnya masih saja mengagung-agungkan dia.
Udara terasa lebih panas siang itu. Masayu membasuh wajahnya yang terasa lengket di wastafel kamar mandi di sebelah kelasnya lalu mengusap dengan tisu yang dibawa seadanya. Saat itulah pria itu berjalan ke arahnya.
"Marah padaku?" si pria memulai pembicaraan. Radit. Sahabatnya sejak tiga tahun terakhir. Gadis itu hanya mengangkat bahu.
"Kau tak pernah mendengarkanku" balasnya kemudian. "Aku tak mau ikut campur urusan kalian lagi, tidak mungkin seorang Putri" tambahnya lagi.
"Entahlah, tapi kurasa dia menyukaiku... dan bayangkan bagaimana reaksi mereka kalau aku bisa mendapatkannya"
"Lalu?"
"Ya sudah... tunggu kabar terakhir saja, pasti kabar baik... aku janji" Si pria mengedipkan mata lalu berlalu.
Si gadis menghela nafas pelas. Kabar baik. Entah untuk siapa. Dan ia hanya bisa menunggu.
Gadis berponi dan rambut ikal sepinggang. Bukan gadis yang cukup dikenal di sekolahnya. Ia pintar, tapi bukan juara. Tidak cantik tapi tidak terlalu buruk. Bisa dibilang dia gadis yang biasa-biasa saja.
Seperti biasa ia duduk di sudut perpustakaan sambil membaca novel yang diambil dari salah satu rak di sekolahnya. Suka menyendiri, itulah dia. Terkadang ia suka jika terhanyut oleh khayalannya sendiri. Tentang masa depannya, tentang ramal-ramalan yang ia baca. Dasar pemimpi! Kadang ia juga suka menegur dirinya sendiri.
Suara ribut-ribut di halaman belakang sekolah membuyarkan lamunannya. Ia menutup bukunya dan segera ke tempat keributan bersama beberapa siswa yang juga tertarik.
"Si Radit... biasa lah" salah seorang dari mereka bergumam. Si gadis hanya tersenyum masam. Cerita yang sama, hampir setiap minggu. Selalu tentang "Si Populer" yang direbutkan oleh para pria. Namanya Putri. Cantik memang., tapi tak sehebat itu untuk direbutkan, dan entah kenapa pria-pria di sekolahnya masih saja mengagung-agungkan dia.
Udara terasa lebih panas siang itu. Masayu membasuh wajahnya yang terasa lengket di wastafel kamar mandi di sebelah kelasnya lalu mengusap dengan tisu yang dibawa seadanya. Saat itulah pria itu berjalan ke arahnya.
"Marah padaku?" si pria memulai pembicaraan. Radit. Sahabatnya sejak tiga tahun terakhir. Gadis itu hanya mengangkat bahu.
"Kau tak pernah mendengarkanku" balasnya kemudian. "Aku tak mau ikut campur urusan kalian lagi, tidak mungkin seorang Putri" tambahnya lagi.
"Entahlah, tapi kurasa dia menyukaiku... dan bayangkan bagaimana reaksi mereka kalau aku bisa mendapatkannya"
"Lalu?"
"Ya sudah... tunggu kabar terakhir saja, pasti kabar baik... aku janji" Si pria mengedipkan mata lalu berlalu.
Si gadis menghela nafas pelas. Kabar baik. Entah untuk siapa. Dan ia hanya bisa menunggu.
Minggu, 11 Desember 2011
aku dan kamu
Kamu yang terlalu menikmati duniamu
Aku yang sibuk dengan duniaku
Dunia yang berbeda
Kamu yang sangat peduli dengan urusanmu
Aku yang tetap berkutat dengan urusanku
Urusan yang tak sama
Aku dan Kamu
Seperti berdua tapi berjalan sendiri
Dengan sebuah janji untuk kembali
Entah kapan
Atau sampai kapan
Biar lelah yang membawaku
Biar jera yang mengingatkanku
Sampai nanti kita tahu
Berpisah atau menjadi satu
Aku yang sibuk dengan duniaku
Dunia yang berbeda
Kamu yang sangat peduli dengan urusanmu
Aku yang tetap berkutat dengan urusanku
Urusan yang tak sama
Aku dan Kamu
Seperti berdua tapi berjalan sendiri
Dengan sebuah janji untuk kembali
Entah kapan
Atau sampai kapan
Biar lelah yang membawaku
Biar jera yang mengingatkanku
Sampai nanti kita tahu
Berpisah atau menjadi satu
Jumat, 09 Desember 2011
Apalah Arti menunggu by RAISA
telah lama aku bertahan
demi cinta wujudkan sebuah harapan
namun ku rasa cukup ku menunggu
semua rasa tlah hilang
*courtesy of LirikLaguIndonesia.net
sekarang aku tersadar
cinta yang ku tunggu tak kunjung datang
apalah arti aku menunggu
bila kamu tak cinta lagi
namun ku rasa cukup ku menunggu
semua rasa tlah hilang
sekarang aku tersadar
cinta yang ku tunggu tak kunjung datang
apalah arti aku menunggu
bila kamu tak cinta lagi
dahulu kaulah segalanya
dahulu hanya dirimu yang ada di hatiku
namun sekarang aku mengerti
tak perlu ku menunggu sebuah cinta yang sama
sekarang aku tersadar
cinta yang ku tunggu tak kunjung datang
apalah arti aku menunggu
bila kamu tak cinta lagi
sekarang aku tersadar
cinta yang ku tunggu tak kunjung datang
apalah arti aku menunggu
bila kamu tak cinta lagi
demi cinta wujudkan sebuah harapan
namun ku rasa cukup ku menunggu
semua rasa tlah hilang
*courtesy of LirikLaguIndonesia.net
sekarang aku tersadar
cinta yang ku tunggu tak kunjung datang
apalah arti aku menunggu
bila kamu tak cinta lagi
namun ku rasa cukup ku menunggu
semua rasa tlah hilang
sekarang aku tersadar
cinta yang ku tunggu tak kunjung datang
apalah arti aku menunggu
bila kamu tak cinta lagi
dahulu kaulah segalanya
dahulu hanya dirimu yang ada di hatiku
namun sekarang aku mengerti
tak perlu ku menunggu sebuah cinta yang sama
sekarang aku tersadar
cinta yang ku tunggu tak kunjung datang
apalah arti aku menunggu
bila kamu tak cinta lagi
sekarang aku tersadar
cinta yang ku tunggu tak kunjung datang
apalah arti aku menunggu
bila kamu tak cinta lagi
Rabu, 07 Desember 2011
Tak Berjudul
berkali-kali menulis beberapa paragraf dan menghapusnya. Lagi. Lagi. Dan Lagi.
Tulisan itu salah.
bukan, bukan itu yang mau saya tulis
bukan, bukan itu yang ingin saya bilang
bukan, bukan itu yang saya rasakan
entahlah...
rasanya semua pergi satu per satu meninggalkan saya
rasanya dunia sudah berkembang pesat sedangkan saya masih diam di tempat
rasanya hujan sudah berhenti tapi kini datang lagi
rasanya pelangi sudah membentuk cahaya tapi bukan untuk saya
entahlah...
mimpi-mimpi yang seakan berlari menjauhi saya
kenapa?
saya tak punya jawaban yang tepat untuk hal ini
semua yang semakin terasa tidak mungkin
semua yang semakin terasa hanya akan menjadi mimpi
harapan yang sepertinya hanya sebuah harapan
penantian yang tetap menjadi penantian
tanpa realita
entahlah....
hidup saya yang begini-begini saja
Tulisan itu salah.
bukan, bukan itu yang mau saya tulis
bukan, bukan itu yang ingin saya bilang
bukan, bukan itu yang saya rasakan
entahlah...
rasanya semua pergi satu per satu meninggalkan saya
rasanya dunia sudah berkembang pesat sedangkan saya masih diam di tempat
rasanya hujan sudah berhenti tapi kini datang lagi
rasanya pelangi sudah membentuk cahaya tapi bukan untuk saya
entahlah...
mimpi-mimpi yang seakan berlari menjauhi saya
kenapa?
saya tak punya jawaban yang tepat untuk hal ini
semua yang semakin terasa tidak mungkin
semua yang semakin terasa hanya akan menjadi mimpi
harapan yang sepertinya hanya sebuah harapan
penantian yang tetap menjadi penantian
tanpa realita
entahlah....
hidup saya yang begini-begini saja
Senin, 05 Desember 2011
Galau Tingkat Tinggi
ggzzzz....gzzzz...gggzzz....
suara apa itu?
entah hati saya... geraman... atau mungkin perut saya...
galau galau galau...
bukan,, kali ini bukan tentang dia...
hanya tentang tesis saya yang haus belaian
pernah galau soal sepele seperti saya???
huhuhuhu....
saat nyaris semua sudah maju proposal dan saya yang tetap diam di tempat
entah karena dosennya yang sibuk minta ampun atau saya nya yang tidak punya waktu untuk itu
entah karena dosennya yang persiapan guru besar atau saya yang selalu periksa laporan yang lagi2 salah lagi2 salah.... ggggrrrrhhhh....
ya sudahlah ya...
semua punya porsinya masing2 deh
suara apa itu?
entah hati saya... geraman... atau mungkin perut saya...
galau galau galau...
bukan,, kali ini bukan tentang dia...
hanya tentang tesis saya yang haus belaian
pernah galau soal sepele seperti saya???
huhuhuhu....
saat nyaris semua sudah maju proposal dan saya yang tetap diam di tempat
entah karena dosennya yang sibuk minta ampun atau saya nya yang tidak punya waktu untuk itu
entah karena dosennya yang persiapan guru besar atau saya yang selalu periksa laporan yang lagi2 salah lagi2 salah.... ggggrrrrhhhh....
ya sudahlah ya...
semua punya porsinya masing2 deh
Dont Know Why, by Norah Jones
I waited 'til I saw the sun
I don't know why I didn't come
I left you by the house of fun
I don't know why I didn't come
I don't know why I didn't come
When I saw the break of day
I wished that I could fly away
Instead of kneeling in the sand
Catching teardrops in my hand
My heart is drenched in wine
But you'll be on my mind
Forever
Out across the endless sea
I would die in ecstasy
But I'll be a bag of bones
Driving down the road alone
My heart is drenched in wine
But you'll be on my mind
Forever
Something has to make you run
I don't know why I didn't come
I feel as empty as a drum
I don't know why I didn't come
I don't know why I didn't come
I don't know why I didn't come
I left you by the house of fun
I don't know why I didn't come
I don't know why I didn't come
When I saw the break of day
I wished that I could fly away
Instead of kneeling in the sand
Catching teardrops in my hand
My heart is drenched in wine
But you'll be on my mind
Forever
Out across the endless sea
I would die in ecstasy
But I'll be a bag of bones
Driving down the road alone
My heart is drenched in wine
But you'll be on my mind
Forever
Something has to make you run
I don't know why I didn't come
I feel as empty as a drum
I don't know why I didn't come
I don't know why I didn't come
by: Norah Jones
Jumat, 02 Desember 2011
Remember When
Satu buku yang membawaku kembali pada masa SMA ku. Aku bahkan nyaris lupa bagaimana aku saat itu. Bukan siswa yang terkenal... bukan juga siswa kuper yang kerap kali ke perpustakaan atau hanya mengurung diri di kelas. Ya, jujur aku suka ke perpustakaan, tapi bukan mencari buku pelajaran. Aku, wanita yang biasa-biasa saja, bahkan menganggap masa itu masa yang tidak biasa. Luar biasa malah. masa-masa yang membuatku mengenal diriku. Masa yang membuatku mulai menilai orang lain dalam hatiku. Masa yang membuatku selalu ingin kembali dan kembali. Buku ini.... membuatku kembali mengenangnya. Bukan hanya masa SMA ku.. tapi semua kisahku..
Dua tokoh wanita dalam buku ini seperti "aku" dalam hidupku.Kata-kata di sampul belakang buku yang membuatku langsung membelinya saat itu juga.............
Apa pun yang kau katakan, bagaimanapun kau menolaknya, cinta akan tetap berada di sana, menunggumu mengakui keberadaannya.
Bagi kita, senja selalu sempurna; bukankah sia-sia jika menggenapkan warnanya? Seperti kisahmu, kau dan dia, juga kisahku, aku dan lelakiku. Tak ada bagian yang perlu kita ubah. Tak ada sela yang harus kita isi. Bukankah takdir kita sudah jelas?
Lalu, saat kau berkata, "Aku mencintaimu", aku merasa senja tak lagi membawa cerita bahagia. Mungkinkah kata-katamu itu ambigu? Atau, aku saja yang menganggapnya terlalu saru?
"Aku mencintaimu," katamu. Mengertikah kau apa artinya? Mengertikah kau kalau kita tak pernah bisa berada dalam cerita yang sama, dengan senja yang sewarna?
Takdir kita sudah jelas. Kau, aku, tahu itu.
Bagi kita, senja selalu sempurna; bukankah sia-sia jika menggenapkan warnanya? Seperti kisahmu, kau dan dia, juga kisahku, aku dan lelakiku. Tak ada bagian yang perlu kita ubah. Tak ada sela yang harus kita isi. Bukankah takdir kita sudah jelas?
Lalu, saat kau berkata, "Aku mencintaimu", aku merasa senja tak lagi membawa cerita bahagia. Mungkinkah kata-katamu itu ambigu? Atau, aku saja yang menganggapnya terlalu saru?
"Aku mencintaimu," katamu. Mengertikah kau apa artinya? Mengertikah kau kalau kita tak pernah bisa berada dalam cerita yang sama, dengan senja yang sewarna?
Takdir kita sudah jelas. Kau, aku, tahu itu.
Kamis, 01 Desember 2011
Langganan:
Postingan (Atom)
sampai lupa
hai... sudah begitu lama... bukannnya aku tak ingin menulis lagi atau bagaimana... hanya saja terkadang aku tak punya waktu jika bisa dibil...
-
Lagi-lagi soal Italia. Kenapa? Mungkin karena saya sangat ingin berwisata kesana namun belum juga kesampaian... (ya jelas,,, secara itu ...
-
Hi, blog... Entah sudah berapa lama aku tak menulisimu. Bukannya aku yang terlalu sibuk atau bagaimana. Hanya saja aku belum punya tulisan...
-
Aku menikmati kopi pagiku dalam diam. Suara gemerecik air terdengar dari kolam di halaman samping dan matahari mulai menghangatkan pagi yan...