Rasanya aku sudah kehilangan arah
Rasanya aku tidak punya tempat untuk berpijak
Rasanya aku sudah kehilanganmu…
Gadis itu menghirup bau kopi yang melesak ke hidungnya. Ia tidak terlalu
suka kopi, apalagi kopi hitam yang pahit. Rasanya agak aneh di bibir. Hanya
saja ia suka sekali bau kopi, rasanya menenangkan, mengingatkannya pada rumah, pada
kenangan-kenangan lamanya, pada seseorang itu.
Kopi yang dipesan baru saja dihidangkan. Bukan
kopi hitam yang pahit, tapi Cappucinno hangat yang di atasnya selalu memiliki corak
tersendiri sesuai suasana hati si Barista (pembuat kopi). Baunya yang khas memaksa
ingatan lamanya kembali. Ingatan tentang masa-masa indahnya dulu, juga masa
pahitnya yang telah berlalu. Matanya masih sibuk membaca novel yang baru saja dibuka
bungkusnya, tapi pikirannya melayang entah kemana dan membuat cerita sendiri.
Cerita yang selama ini menjadi mimpinya dan kini akan tetap hanya akan menjadi
sebuah mimpi.