Jumat, 14 Oktober 2016

Rindu seperti dulu Lagi

Kembali lagi dengan aktivitas lamaku, dan aku sadar bahwa begitu lamanya aku tidak menulis. Rindu rasanya. Rindu melampiaskan pikiran-pikiran yang tiba-tiba berkelibat dalam tulisan yang walaupun biasa tapi masih bisa membuat seseorang tersenyum. Entah kau yang sedang membaca tulisanku (jika kau masih peduli), atau aku sendiri yang rindu dengan "rasa" dicintai oleh Mu.
Aku tak tahu apa kau mengikuti tulisanku atau tidak.. toh kita bertemu setiap hari. Walau rasanya tidak sama seperti dulu, karena mungkin kau sekarang sudah menganggapku sebagai 'teman' atau sekedar "ibu" dari anakMu :)

Ah... rasanya ingin MUDA lagi... saat aku yakin sekali dengan kata 'cinta'. Bukannya sekarang tidak. Tapi kondisi kita yang baik-baik saja sudah sangat aku syukuri. Aku tidak boleh terlalu berharap lebih kan.

Jumat, 29 Juli 2016

Keluarga atau Karir



Dulu karir dan sekolah begitu penting buatku. Aku yang selalu ambisius masalah pekerjaan dan pendidikan. Aku yang selalu mementingkan kesuksesan di atas apapun. Aku dulu yang begitu sibuk dengan urusan pekerjaan dan sekolahku.
Kini semua telah berbeda.
Setelah melahirkan anak pertamaku yang hampir berusia 5 bulan, aku harus mengalah dari keegoisan pribadiku. Sekarang bukan tentang AKU lagi, tapi segalanya tentang ANAKKU. Siapa lagi yang lebih penting darinya? Dia lah sumber hidupku saat ini, jadi dia lah yang menjadi nomor satu buatku. Aku harus menyadari mengikhlaskan bahwa kini aku tidak bisa seperti yang dulu. Kini aku tidak bisa seenaknya pergi keluar kota atau berkutat dengan pekerjaanku seharian seperti dulu. Aku harus meluangkan banyak waktu untuk anakku, bahkan harus mengorbankan karirku. 

Aku masih bekerja tentunya, tapi tidak bisa seperti dulu lagi. Dan aku harus menerima kenyataan itu. Kenyataan bahwa kebahagiaan bukan diukur dari penting tidaknya kitabagi perusahaaan, tapi dari penting tidaknya kita bagi seseorang.
I love you, gungwah.

Minggu, 17 Januari 2016

Pendewasaan diri?

Mataku sembap lagi. Entah sudah berapa lama aku menangis. Semalam bahkan lebih. Berlebihan memang, tapi aku tak mau membohongi diriku sendiri dengan mangaku kuat dan tabah menjalani semuanya. 
Ah... Begitu sulitnya proses pendewasaan diri ini.. Apalagi dengan janin yang masih begitu kecil di perutku.
Hey! Beginilah caramu dewasa! 
Ah, ternyata aku belum siap untuk itu.
Aku masih gadis kecilmu, bu.
I miss you so much.


sampai lupa

 hai... sudah begitu lama... bukannnya aku tak ingin menulis lagi atau bagaimana... hanya saja terkadang aku tak punya waktu jika bisa dibil...